Cahaya Bulan Lima
sejuk mentari gemerlapan hujan turun di tengah malam, bimbang,
seperti ditelan cahaya; bulan terbang riang
seperti ditelan cahaya; bulan terbang riang
sekali jarimu meliar mencari bayangan diri yang menghilang
seperti dimamah gelora; aku terbang girang
menanti tarikh keramat menghampiri kami yang tak mampu berlari
seperti menjulang peristiwa; hitam yang menghakis jati yang terpendam
layarlah pergi, raksasa rakus dikaburi kabus
tebal, hari, aku bertutur kata-kata yang meluluhkanmu
kelibat syaitan durjana meliputi jasad yang tak pernah bertenang
cukup dengan manisan syahdu, apa lagi makhluk yang menghantui ku?
terbiar, remuk terbakar lalu punah menjadi air mata berdarah
puas sekadar riak nista, berahi mengaum ke dasar dunia
larilah pergi, iblis mengikis rohani terakhir yang tergantung
sepi, aku teriak kata-kata yang menghancurkanmu.
menanti tarikh keramat menghampiri kami yang tak mampu berlari
seperti menjulang peristiwa; silam yang menghakis jati yang terpendam
layarlah pergi, raksasa rakus dikaburi kabus
tebal, hari, aku bertutur kata-kata yang meluluhkanmu
larilah pergi, iblis mengikis rohani terakhir yang tergantung
mati, aku teriak kata-kata yang menghancurkanmu.
sejuk mentari gemerlapan engkau turun di tengah malam, bimbang,
seperti ditelan cahaya; aku terbang, hilang
best x?
No comments:
Post a Comment